.

Senin, 19 Januari 2015

Rahasia Responsive Web Design (RWD) dengan HTML5 dan CSS3

Responsive Web Design (RWD) semakin populer sekitar pertengahan 2010 lalu, ini berawal dari sebuah artikel Design Web Responsive yang ditulis oleh Ethan Marcotte pada website alistapart.com. Pada artikel tersebut dia mengusulkan bagaimana sebuah desain web bisa menyesuaikan sendiri ukuran tampilan pada perangkat Mobile dan Desktop secara Fleksibel tanpa harus membuat dua desain untuk perangkat berbeda dengan konten yang isinya sama, dari permasalahan itulah maka lahirlah konsep Responsive Web Design yang lebih fleksibel dan bisa beradaptasi hampir disemua layar berbeda.


a list apart

"The control which designers know in the print medium, and often desire in the web medium, is simply a function of the limitation of the printed page. We should embrace the fact that the web doesn’t have the same constraints, and design for this flexibility. But first, we must 'accept the ebb and flow of things."
John Allsopp, “A Dao of Web Design”  

Jumlah pengguna perangkat mobile seperti Smartphone dan Tablet setiap hari semakin meningkat, mulai dari berbagai macam Netbook, BlackBerry, iPhone, iPad dan berbagai macam perangkat dengan sistem operasi Android sepertinya tidak akan ada habisnya. Sebelum adanya Responsive Web Design seperti saat ini jika memang harus mendesain dan menyesuaikan semua perangkat tersebut mungkin bagi saya pribadi adalah sesuatu yang konyol dan tampak bodoh, dan akan lebih baik buat saya hanya fokus pada desain yang hanya ditampilkan pada layar desktop saja.

Para pengembang web diluar sana tentu tidak tinggal diam untuk mengatasi masalah ini, maka lahirlah istilah Responsive Web Design dari hasil pengembangan pada fitur CSS terbaru yaitu CSS3 yang memiliki dukungan penuh untuk mengatasi berbagai resolusi pada layar dengan teknik terbaru yang diberi nama Media Queries.

Ada 3 unsur inti yang harus ada pada Responsive Web Design agar bisa bekerja dengan baik, yaitu pada Flexible Grids, Fluid Images dan Media queries. Dari ketiga unsur tersebut diharafkan sebuah desain nantinya bisa beradaptasi pada berbagai layar berbeda, tidak peduli beberapapun banyaknya perangkat yang ada, dengan Responsive Web Design semua bisa dikontrol hanya dalam satu desain saja.


responsive web design



Bekerja Dengan Flexible Grid / Flexible Layout
Pilar dari Responsive Web Design sebenarnya terletak dari Fleksibelitas Grid itu sendiri , jika kalian bingung dengan istilah Grid kita bisa menggunakan alternatif lain dengan istilah yang lebih mudah yaitu Flexible Layout / Template. Sebelum Desain Web Responsif populer seperti sekarang ini dulunya para Web Programmer terpaku dengan layar desktop dengan lebar desain yang tetap dan cenderung pada desain terpusat. Jika dulu biasanya para web desainer lebih banyak menggunakan satuan px (pixel) untuk ukuran Layout dan Text namun untuk Desain Responsif saat ini para pengembang lebih banyak mengunakan satuan % (percent) sebagai penggantinya, ini dimaksudkan agar desain pada Layout tidak tampak kaku dan bisa Flexible ketika ditampilkan pada resolusi layar yang berbeda.

Kalian mungkin berencanan untuk mengganti desain lama dengan desain yang lebih Responsive, sebaiknya urungkan saja niat tersebut karena desain yang lama masih bisa kok dibuat Responsive yang penting asal mengerti saja rahasianya :). Perlu diketahui bahwa Desain Responsif hanyalah bermain-main dengan CSS, jadi bagaimanapun bentuk template yang sekarang kalian gunakan semuanya bisa dibuat Responsive hanya dengan hitungan jam saja, gak percaya? buktikan saja :)

Formula perhitungan sederhana pada Flexible Grid
Desain yang belum Responive biasanya lebih banyak menggunakan satuan px seperti dalam contoh CSS dibawah ini:
.sidebar{
width:300px;
}
.content{
width:700px;
}
.wrap{
width:1024px;
}

Diatas lebar Grid utama adalah dalam reolusi width:1024px dan untuk sidebar width:300px dan content width:700px. Disini saya coba jelaskan formula dan kalkulasi sederhana dalam mengkonversi nilai px (pixel) agar bisa diganti dengan satuan % (percent)
target / context = result
300px / 1024px = width: 29.296875%; /* 300 (originally 300) / 1024 */
700px / 1024px = width: 68.359375%; /* 700 (originally 700) / 1024 */
Dari hasil kalkulasi diatas maka bisa didapatkan nilai percent dalam koding CSS seperti dibawah ini
.sidebar{
width:29.29%;
}
.content{
width:68.35%;
}
.wrap{
width:1024px;
}

Formula diatas sebenarnya bisa juga digunakan untuk menghitung ukuran text (font size), Katakanlah konteks normal untuk ukuran font dalam body adalah 16 piksel. Jika kalian ingin menetapkan bahwa H1 harus 24 pixel, maka kalian bisa mengganti dengan satuan em dengan cara menghitungnya sebagai berikut:
24px / 16px = 1,5em
Dengan gaya CSS akan didapat koding seperti ini:
h1 {
font-size: 1.5em;
}

Sebenarnya ada juga cara yang lebih mudah untuk menghitung formula diatas yaitu dengan menggunakan Responsive Web Design Calculator, kalian bisa langsung sambangi alamatnya disini


Bekerja Dengan Media Queries
CSS Media Query adalah salah satu fitur dalam CSS3 yang memungkinkan kalian untuk menentukan kapan aturan CSS tertentu harus diterapkan. Hal ini memungkinkan untuk menerapkan CSS khusus untuk perangkat Mobile. Media queries bisa dikatakan otak dari Design Web Responsive karena diarea inilah kita memiliki kontrol penuh terhadap Design Responsive Template kita nantinya.

Ada 3 cara untuk pemanggilan media queries:
1. Menggunakan @import untuk mengimport aturan Style dari Style Sheet lainnya.
@import url(style768min.css) screen and (min-width: 768px);

2. Pemanggilan Style Sheet secara langsung dalam koding HTML dan biasanya ini pendekatan paling umum yang paling banyak digunakan pengembang saat ini.
@media screen and (max-width:768px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (max-width:320px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (max-width:240px){
/* CSS styles */
}

Dalam rancangan media queries max-width sebaiknya penempatan kode akan lebih baik dari resolusi besar ke resolusi yang lebih kecil atau kalian bisa juga menggunakan media queries min-width, dengan catatan menggunakan queries ini urutannya dari resolusi kecil ke resolusi yang lebih besar. Hal ini disarankan agar kalian lebih mudah merancang queries berdasarkan urutan resolusi layar.
@media screen and (min-width:240px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (min-width:320px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (min-width:768px){
/* CSS styles */
}

3. Pemanggilan melalui link untuk Style Sheet secara terpisah.
<link rel="stylesheet" type="text/css" media="screen and (max-device-width: 768px)" href="style768.css" />

Dari ketiga memanggilan media queries diatas mana yang lebih baik? menurut saya pribadi, saya tentu memilih yang no.2, selain gak ribet biasanya koding dalam Style Sheet juga tidak terlalu banyak dan bisa dikatakan hanya beberapa baris saja.


Menggunakan meta tag viewport
Dalam Design Web Responsive Meta Tag Viewport peranannya sangat penting karena meta tag ini berguna untuk mengontrol tata letak pada Browser Mobile. Saat pengguna mengakses blog kalian melalui Browser Desktop Meta Tag ini tidak memiliki pengaruh sama sekali tetapi cerita akan berbeda saat mereka mengakses blog kalian via Mobile Browser. Dibawah ini merupakan meta tag viewport yang paling sering digunakan.
<meta content='width=device-width, initial-scale=1, maximum-scale=1' name='viewport'/>
 
 
 Without Viewport
 
Contoh tampilan Facebook tanpa Viewport 
 
With viewport 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Contoh Tampilan Facebook dengan Viewport
 
Desain web yang tidak menggunakan skala yang ditentukan akan terlihat 
berantakan jika diakses pada versi mobile untuk itulah kita perlu 
menambahkan meta ini. Untuk lebih jelas pada bahasan Meta Tag viewport 
coba sambangi aja disini.

Agar lebih mudah kalian untuk memahaminya kalian bisa melihat contoh 
sederhana penerapan viewport dan media queries. Dicontoh ini saya 
menggunakan versi HTML5.

<!DOCTYPE html>
<HTML>
<head>
<meta charset='utf-8'/>
<meta content='width=device-width, initial-scale=1, maximum-scale=1' name='viewport'/>
<style type='text/css'>
/* ==== CSS UTAMA DISINI =====*/
body {
........
}
/* ==== RESPONSIVE DENGAN MEDIA QUERIES =====*/
@media screen and (max-width: 3000px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (max-width: 1300px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (max-width: 1024px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (max-width: 992px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (max-width:880px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (max-width:768px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (max-width:600px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (max-width:480px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (max-width:320px){
/* CSS styles */
}
@media screen and (max-width:240px){
/* CSS styles */
}
</style>
</head>
</body>
....
</body>
</HTML>


Kenapa saya hampir semua menggunakan resolusi pada layar? jawabannya 
cukup simple, bukankah kita ingin desain template kita bisa tampil 
sempurna, jadi kenapa harus tanggung-tanggung dengan hanya menentukan 
beberapa resolusi saja dan kenapa harus membatasinya jika bisa dilakukan
 sekaligus! bekerja satu kali tentu lebih baik dari pada berulang-ulang 
dengan desain yang sama :)

Saat yang tepat menentukan resolusi responsive Web Desain pada perangkat Mobile


Resolusi yang paling tepat saat pengguna mengakses dengan perangkat mobile biasanya pada resolusi 768px .
 Saya pribadi memiliki kontrol penuh saat berada diresolusi ini, 
perubahan yang terlihat jelas terutama pada desain menu yang langsung 
mengecil dengan gaya DropDown ketika User mencoba mengecilkan lebar 
layar dibrowser dan ini sama halnya ketika user mengakses dengan 
perangkat Mobile.
 
 Responsive Menu Navigation

Responsive Menu Navigation merupakan salah satu Responsive Web Design 
yang paling menonjol yang pertama kali terlihat, perubahan ini jelas 
begitu nyata ketika pengguna beralih dari versi dekstop ke versi mobile.
 Banyak cara sebenarnya untuk merubah tampilan menu ini, mulai hanya 
dari kontrol CSS sederhana sampai dengan menu yang sangat komplek 
menggunakan Jquery. 
 
 
 
 
responsive menu
 
 
 
 Membuat Responsive Menu Navigasi dengan CSS tanpa Javascript. 
 
Untuk melihat contoh nyata hasil dari Responsif Menu Navigasi diatas 
silahkan coba dengan mengecilkan lebar layar browser kalian.

Membuat menu navigasi sederhana dan responsive seperti diatas sangatlah mudah, kalian bisa menggunakan CSS dibawah ini:

/* -- Menu Navigation -- */
.menu {
width:100%;
}
#nav {
font-weight:bold;
background-color:#FFC40D
}
#nav ul {
height:auto;
margin:0;
padding:0
}
#nav li {
list-style:none;
display: inline-block;
margin:0;
padding:0
}
#nav li a {
display:block;
line-height:30px;
text-decoration:none;
color:white;
padding:0 15px
}
#nav li a:hover {
color:black
}


Cara memanggil kode CSS diatas sebagai berikut:

<div class="menu">
<nav id='nav'>
<ul>
<li><a href='#'>Home</a></li>
<li><a href='#'>About</a></li>
<li><a href='#'>Help</a></li>
<li><a href='#'>Forum</a></li>
</ul>
</nav>
</div>

Responsive ADSENSE


Awal Agustus 2013 kemaren Google Adsense resmi memberikan support untuk 
dukungan iklan dengan Style Responsive. Untuk saat ini memang masih 
dalam tahap versi Beta dan menurut saya pribadi masih banyak kekurangan 
dimana iklan yang ditampilkan harus sesuai dengan ukuran Pixel yang 
sudah kita tetapkan sebelumnya. Responsive Adsense tidak mengalir dan 
menggulung seperti Responsive yang telihat pada gambar dan video, 
misalkan kita ingin menampilkan iklan dalam media queries max-width:350px berarti kita harus menentukan iklan yang memang mendukung dan sesuai 
dengan resolusi ini, misalnya pada ads unit 250x250 atau 320x50. Perlu 
diperhatikan dalam mencoba beberapa desain iklan kalian harus 
mengecilkan browser secara manual sesuai dengan resolusi yang sudah 
ditetapkan dan jangan lupa untuk melakukan refresh pada browser untuk 
melihat tampilan iklan. Contoh dibawah ini merupakan standar Source Code
 adsense dalam mode responsive, seperti milik saya dibawah ini:

<style>
.oom-responsive { width: 320px; height: 50px; }
@media(min-width: 500px) { .oom-responsive { width: 468px; height: 60px; } }
@media(min-width: 800px) { .oom-responsive { width: 728px; height: 90px; } }
</style>
<script async src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- OOM-RESPONSIVE -->
<ins class="adsbygoogle oom-responsive"
     style="display:inline-block"
     data-ad-client="ca-pub-xxxx"
     data-ad-slot="yyyy"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>


Bagaimana cara untuk memodifikasi agar tampilan Responsive Adsense bisa 
sesuai dengan Desain responsive milik kalian? mudah saja, kita tinggal 
memodifikasi CSS dan menentukan diresolusi mana iklan yang ingin 
ditampilkan sesuai size-nya dalam media queries dan
dibawah ini adalah contoh CSS editan milik saya: 


<style>
@media(min-width: 240px) { .oom-responsive { width: 234px; height: 60px; } }
@media(min-width: 320px) { .oom-responsive { width: 250px; height: 250px; } }
@media(min-width: 480px) { .oom-responsive { width: 468px; height: 60px; } }
@media(min-width: 768px) { .oom-responsive { width: 728px; height: 90px; } }
@media(min-width: 1024px) { .oom-responsive { width: 468px; height: 60px; } }
@media(min-width: 1216px) { .oom-responsive { width: 728px; height: 90px; } }
</style>
<div style="text-align:center">
<script async src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<!-- OOM-RESPONSIVE -->
<ins class="adsbygoogle oom-responsive"
     style="display:inline-block"
     data-ad-client="ca-pub-xxxx"
     data-ad-slot="yyyy"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
</div>


Ingat! untuk .oom-responsive itu adalah nama adsense unit milik saya, silahkan ganti dengan milik kalian masing-masing :)

Responsive Image / Gambar


 Gambar (image) dengan menggunakan satuan em dan px misalkan width:400px dan height:500px tidak akan bekerja baik dengan Responsive Web Design, langkah termudah adalah dengan mengganti satuannya menjadi % contoh: width:100% dan height:100%. Tapi yang harus diingat tidak semua gambar harus menggunakan % kalian bisa menggunakan alternatif auto sebagai gantinya. Agar gambar tidak keluar dari unit induknya kalian bisa menggunakan max-width:100%
 cara ini digunakan agar ukuran gambar bisa menyesuaikan sendiri secara 
 proporsional. Prinsip ini juga berlaku untuk iframe, objects dan video.


 img{
 max-width:100%
 }


Atau untuk menampilkan ukuran gambar sesuai size aslinya kalian bisa menggunakan kode ini:


img{
height:auto;
width:auto;
max-width:100%
}
  



beautiful mountains




Responsive Video, Iframe, Embed dan Object


 Untuk video, iframe, embed dan object pada intinya hampir sama caranya dengan responsive pada gambar yaitu tetap memberi satuan %.
 Saat ini embed video yang paling banyak digunakan adalah Youtube, namun
 terlepas dari youtube ada juga yang menanam langsung pada Self Hosting 
 dan biasanya untuk pemanggilannya mengunakan tag <video>. dibawah ini merupakan contoh embed code yang paling banyak digunakan:


<video width="500" height="400" src="..."></video>
<iframe width="500" height="400" src="..."></iframe>
<object width="500" height="400" src="..."></object>
<embed width="500" height="400"  src="..."></embed>


Membuat responsive pada video dalam iframe sangatlah mudah, seperti 
menangani responsive pada gambar kita tinggal mengontrolnya langsung 
melalui koding CSS. Dibawah ini merupakan contoh koding CSS untuk 
penampilkan video dalam ukuran penuh sesuai dengan ukuran lebar div diblog saya saat ini dan kalian bisa saja menyesuaikan sendiri kodingnya sesuai dengan kebutuhan :)


.ResponsiveWrapper {
 position: relative;
 padding-bottom: 56.25%; /* 16:9 */
 padding-top: 25px;
 height: 0;
}
.ResponsiveWrapper iframe, video, object, embed {
 position: absolute;
 top: 0;
 left: 0;
 width: 100%;
 height: 100%;
}


Contoh penerapan kontrol koding pada iframe pada embed video VIMEO


<div class="ResponsiveWrapper">
<iframe src="//player.vimeo.com/video/64208870" width="500" height="281"></iframe>
</div>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar